ArtiPerkata Surat At Taubah Ayat 105 – Belajar. Surah At-Taubah Ayat 122; Terjemahan dan Tafsir Al Qur’an - Pecihitam.org. Hukum Bacaan Surah at Taubah Ayat 122 | PDF. Surat at Taubah Ayat 122 Lengkap Dengan Artinya Mufradat Perkata. QS 9 : 122 Quran Surat At Taubah Ayat 122 Terjemah Bahasa Indonesia - Al Quran Indonesia QuranTerjemah Perkata Surat At-Taubah Ayat 124 lengkap disertai dengan Tafsir Ringkas Kemenag, Tafsir Lengkap Kemenag, Tafsir al-Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Quraish Shihab, Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an, Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah, Tafsir Al-Mukhtashar, Tafsir Al-Muyassar, Tafsir Al-Wajiz, Tafsir as-Sa'di, Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir, Artiperkata surat at taubah ayat 122 beserta latin plus terjemah bahasa indonesia dan inggris. Oleh karena itu janganlah kalian mengambil perjanjian-perjanjian mereka kecuali dari kabilah Arab yang kalian berikan perjanjian di al-Masjid al-Harâm kemudian mereka berpegang teguh pada janji mereka. Latin dan Terjemahan Indonesia Website Alquran nama: farha Inasa Amalaliakelas : X IPA 4 Bacasurat al alaq ayat 1-5 dan artinya – Dibawah ini anda dapat membaca surat al alaq yang da di urutan ke 96 dalam daftar surat al quran ayat ke 1-5 arab dan juga artinya yang mana merupakan wahyu pertama yang diberikan Allah SWT melalui Malaikat Jibril kepada Rasulullah SAW. Baca juga: Surat al Alaq dan Artinya. Arti/ Terjemahan: Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya. Kejadianini kemudian disampaikan kepada Nabi SAW. Mendengar ini, beliau SAW kemudian mendatangi mereka, lalu turunlah Surat Ali Imran ayat 101-103 (al-Wahidi: 1991, 120-121). Pesan utama ayat ini adalah dorongan untuk adanya sebagian elemen dari kelompok masyarakat yang pertama, menyeru pada kebaikan (khair). Kedua, memerintah pada makruf. SuratAt-Taubah Ayat 22. Mereka kekal di dalam surga itu dan tidak akan berpindah. Sesungguhnya di sisi Allah terdapat balasan yang besar dan pahala yang banyak. Anda harus untuk dapat menambahkan tafsir. Admin. Submit : 2015-04-01 02:13:31 Link sumber: http tNmx. Surat At Taubah ayat 122 adalah salah satu ayat tentang menuntut ilmu. Berikut ini arti, tafsir dan kandungan Surat At Taubah ayat 122. Sebagaimana Surat At Taubah secara keseluruhan, ayat 122 ini juga tergolong madaniyah. Yakni turun setelah Rasulullah hijrah ke Madinah. Dinamakan Surat At Taubahالتوبة karena banyak diulang kata taubat dalam surat ini. Yakni pada ayat 3, ayat 5, ayat 11, ayat 27, ayat 74, ayat 104, ayat 112 dan 117. Surat At Taubah Ayat 122 Beserta ArtinyaAsbabun NuzulTafsir Surat At Taubah Ayat 1221. Tidak Semuanya Harus ke Medan Perang2. Tafaqquh fid Din3. Misi Dakwah dan TarbiyahKandungan Surat At Taubah Ayat 122 Berikut ini Surat At Taubah ayat 122 dalam tulisan Arab, tulisan latin dan artinya dalam bahasa Indonesia وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُونَ لِيَنْفِرُوا كَافَّةً ۚ فَلَوْلَا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِنْهُمْ طَائِفَةٌ لِيَتَفَقَّهُوا فِي الدِّينِ وَلِيُنْذِرُوا قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُوا إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَ Wamaa kaanal mu’minuuna liyanfiruu kaaffah. Falaulaa nafaro min kulli firqotim minhum thoo,ifatul liyatafaqqohuu fid diini waliyundziruu qoumahum idzaa roja’uu ilaihim la’allahum yahdzaruun ArtinyaTidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya ke medan perang. Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya. Baca juga Surat At Taubah Ayat 105 Asbabun Nuzul Ada dua pendapat mengenai asbabun nuzul Surat At Taubah ayat 120. Pertama, kata Ibnu Katsir, ayat ini turun berkenaan dengan keberangkatan semua kabilah bersama Rasulullah ke Perang Tabuk. Allah menjelaskan apa yang dikehendaki-Nya dalam ayat ini. Kedua, sebagaimana pendapat Mujahid, asbabun nuzul ayat ini berkenaan sejumlah orang dari kalangan Sahabat Nabi shallallahu alaihi wasallam yang pergi ke daerah pedalaman lalu mereka memperoleh kebajikan dari para penduduknya dan memperoleh manfaat dari kesuburan daerah itu. Mereka berdakwah kepada orang yang mereka jumpai. Namun ada yang mengatakan, “Tiada yang kami lihat melainkan kalian telah meninggalkan teman kalian Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dan kalian datang kepada kami.” Mendengar komentar itu, mereka merasa berdosa. Kemudian mereka semua meninggalkan pedalaman dan menghadap Rasulullah. Maka Allah menurunkan ayat ini. Tafsir Surat At Taubah Ayat 122 Tafsir Surat At Taubah ayat 122 ini disarikan dari Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Fi Zhilalil Quran, Tafsir Al Azhar dan Tafsir Al Munir. 1. Tidak Semuanya Harus ke Medan Perang وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُونَ لِيَنْفِرُوا كَافَّةً Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya ke medan perang. Secara khusus, ayat ini terkait dengan sariyah, yakni ekspedisi perang yang dikirim Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Sebab ketika ada perintah agar sebagian tinggal untuk memperdalam agama di masa itu, maksudnya adalah belajar kepada Rasulullah. Ad Dlahhak menjelaskan, jika perang itu adalah ghazwah Rasulullah ikut dalam peperangan, maka beliau tidak mengizinkan seorang pun dari kalangan kaum muslim laki-laki untuk tidak ikut berangkat, kecuali orang-orang yang berhalangan udzur syar’i. Pada saat demikian, mereka yang berjihad itulah yang belajar agama dan akan mengajarkan kepada kaumnya karena mereka berperang bersama Rasulullah dan mendapat tarbiyah dari beliau. Ini pula pendapat yang dipilih Sayyid Qutb dalam Tafsir Fi Zhilalil Qur’an. Namun apabila Rasulullah mengirimkan sariyah, beliau tidak membolehkan mereka langsung berangkat tanpa seizinnya. Apabila mereka sudah berangkat, lalu turun ayat-ayat Al Quran kepada Rasulullah, maka beliau membacakannya kepada sahabat-sahabat yang tinggal bersamanya. Ketika pasukan sariyah itu kembali, maka sahabat yang tinggal bersama Nabi mengajarkan ayat itu kepada mereka. Qatadah juga mengatakan hal senada. Apabila Rasulullah shallallahu alaihi wasallam mengirim pasukan, Allah memerintahkan kepada kaum muslimin agar pergi berperang tetapi sebagian mereka harus tinggal bersama Rasulullah untuk memperdalam pengetahuan agama. Sedangkan sebagian yang lain menyeru kaumnya dan memperingatkan mereka dari azab Allah yang telah menimpa umat sebelumnya. Baca juga Surat Yunus Ayat 40-41 2. Tafaqquh fid Din فَلَوْلَا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِنْهُمْ طَائِفَةٌ لِيَتَفَقَّهُوا فِي الدِّينِ Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama Ayat ini menunjukkan betapa pentingnya menuntut ilmu. Secara khusus adalah ilmu agama. Tafaqquh fid din. Apabila terjadi peperangan atau jihad yang statusnya fardhu kifayah, maka tidak sepatutnya semua orang pergi ke medan perang. Harus ada yang konsentrasi menuntut ilmu, tafaqquh fiddin. Dan ayat ini mengisyaratkan, tiap golongan atau kabilah harus ada wakil representasi yang belajar ilmu agama sehingga penyebaran ilmu bisa merata. Ibnu Katsir menjelaskan, mereka yang tidak berangkat berperang itu dimaksudkan agar belajar dari Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Ketika pasukan telah kembali, maka mereka yang belajar mengatakan “Sesungguhnya Allah telah menurunkan ayat-ayat Al Qur’an kepada Rasulullah dan telah kami pelajari.” Mereka kemudian mengajari pasukan itu. “Liyataqqahuu fiddiin maknanya, agar mereka mempelajari apa yang diturunkan Allah kepada Nabi-Nya,” tulis Ibnu Katsir dalam Tafsir Al Qur’an Al Adhiim. “Selanjutnya mereka akan mengajarkannya kepada Sariyah apabila telah kembali kepada mereka.” Buya Hamka dalam Tafsir Az Azhar, Surat At Taubah ayat 122 ini menganjurkan pembagian tugas. “Semua golongan harus berjihad, turut berjuang. Tetapi Rasulullah shallallahu alaihi wasallam kelak membagi tugas mereka masing-masing. Ada yang di garis depan, ada yang di garis belakang. Sebab itu, kelompok kecil yang memperdalam pengetahuannya tentang agama adalah bagian dari jihad juga.” Lalu Buya Hamka membawakan dua buah hadits dalam menafsirkan ayat ini أقرب الناس من درجة النبوة أهل الجهاد وأهل العلم لأن أهل الجهاد يجاهدون على ما جاءت به الرسل وأما أهل العلم فدلوا الناس على ما جاءت به الأنبياء “Manusia yang paling dekat kepada derajat nubuwwah adalah ahli ilmu dan ahli jihad. Adapun ahli ilmu, merekalah yang menunjukkan kepada manusia apa yang dibawa para Rasul. Adapun ahli jihad, maka mereka berjuang dengan pedang-pedang meraka, membawa apa yang dibawa para Nabi.” HR. Ad Dailami dari Ibnu Abbas يوزن يوم القيامة مداد العلماء ودم الشهداء “Pada hari kiamat, tinta para ulama akan ditimbang dengan darah para yuhada’” HR. Ibnu Abdil Bar dari Abu Darda’ Dua hadits itu dhaif, tetapi dalam masalah fadha’ilul amal keutamaan amal, sebagian ulama termasuk Imam An Nawawi memperbolehkan. 3. Misi Dakwah dan Tarbiyah وَلِيُنْذِرُوا قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُوا إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَ dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya. Inilah misi orang-orang yang tafaqquh fiddin. Mereka belajar agama untuk diajarkan dan didakwahkan kepada kaumnya. Mereka bukan sekedar belajar untuk dirinya sendiri namun memiliki misi dakwah dan tarbiyah. Memberi peringataan kepada kaumnya agar mereka bisa menjaga diri. “Ujung ayat ini memberikan ketegasan kewajiban ahli ilmu, yakni memberikan peringatan kepada kaumnya bila mereka pulang kepada kaum itu, agar kaum itu berhati-hati,” kata Buya Hamka. Baca juga Isi Kandungan Surat At Taubah Ayat 122 Kandungan Surat At Taubah Ayat 122 Dari penjelasan tafsir di atas, kita bisa menyimpulkan isi kandungan Surat At Taubah ayat 122 sebagai berikut 1. Ayat ini menunjukkan pentingnya menuntut ilmu. 2. Harus selalu ada segolongan umat yang menuntut ilmu tafaqquh fiddin. Bahkan dalam kondisi perang sekalipun, ketika perangnya adalah fardhu kifayah, maka sebagian orang harus konsentrasi menuntut ilmu. 3. Di setiap kaum, kabilah atau perkampungan, wajib ada yang menuntut ilmu tafaqquh fiddin sehingga perkampungan itu tidak dilanda kebodohan. 4. Di setiap kaum, kabilah atau perkampungan, juga harus ada yang berdakwah dan memberikan peringatan. 5. Misi orang yang menuntut ilmu tafaqquh fid din adalah mengajarkan ilmu itu kepada orang lain. Ia tak sekedar belajar untuk dirinya sendiri tetapi memiliki misi dakwah dan tarbiyah. Demikian Surat At Taubah ayat 122 mulai dari tulisan Arab dan latin, terjemah dalam bahasa Indonesia, asbabun nuzul, tafsir dan isi kandungan maknanya. Semoga bermanfaat dan semoga kita termasuk orang-orang yang bersemangat menuntut ilmu. Wallahu a’lam bish shawab. [Muchlisin BK/BersamaDakwah] Menjadi Hamba Yang Taat Hello Readers! Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas tentang hukum bacaan surat At Taubah ayat 122. Sebagai hamba yang taat, kita tentu perlu mengetahui dan memahami dengan baik hukum bacaan surat tersebut. Berikut adalah penjelasannya. Surat At Taubah ayat 122 merupakan salah satu ayat yang berbicara mengenai ketaatan kepada Allah SWT. Dalam ayat tersebut, Allah memerintahkan kita untuk selalu taat dan patuh kepada-Nya. Salah satu bentuk ketaatan itu adalah dengan membaca ayat-ayat suci Al Quran. Namun, tidak cukup hanya membaca saja, kita juga harus membacanya dengan penuh rasa takut kepada Allah. Bacaan yang Tulus dan Ikhlas Saat membaca ayat suci Al Quran, kita harus membacanya dengan penuh rasa takut kepada Allah. Ini artinya, kita harus membaca ayat-ayat suci tersebut dengan hati yang tulus dan ikhlas, serta dengan konsentrasi penuh. Kita harus benar-benar memahami makna dari setiap ayat yang kita baca, serta mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Bacaan yang tulus dan ikhlas akan membuat kita lebih dekat dengan Allah SWT. Dengan membaca ayat-ayat suci Al Quran dengan sepenuh hati, kita akan merasakan keberkahan dan kebahagiaan dalam hidup ini. Selain itu, bacaan yang tulus dan ikhlas juga akan membuat kita terhindar dari godaan syaithan dan perbuatan dosa. Kesimpulan Demikianlah penjelasan mengenai hukum bacaan surat At Taubah ayat 122. Sebagai hamba yang taat, kita harus selalu membaca ayat-ayat suci Al Quran dengan penuh rasa takut kepada Allah. Kita harus membaca dengan hati yang tulus dan ikhlas, serta mengaplikasikan makna dari setiap ayat tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Dengan begitu, kita akan menjadi hamba yang lebih dekat dengan Allah SWT dan terhindar dari godaan syaithan serta perbuatan dosa. Sampai jumpa kembali di artikel menarik lainnya!